Kembangkan Karya Sebelumnya, Antar Tim Mahasiswa Ppns Raih Juara 1 Call For Paper Tingkat Nasional

KEMBANGKAN KARYA SEBELUMNYA,

ANTAR TIM MAHASISWA PPNS

RAIH JUARA 1 CALL FOR PAPER TINGKAT NASIONAL

 

(Jumat, 17/11/2017) Tim mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang terdiri dari tiga orang (Achmad Donni Wiratmoko, Sholahuddin, dan Adi Wisnu Sahputera), berhasil meraih juara 1 pada lomba Call for Paper tingkat nasional dengan judul karya “Autonomous Waterwheel sebagai Media Pengontrol Kadar Oksigen pada Budidaya Udang Bertenaga Solar Panel.” Lomba yang diadakan oleh Universitas Airlangga (Unair) ini mengangkat tema pemuda sebagai garda terdepan terwujudnya generasi cerdas dan bermoral mulia. Bimbingan Pak Agus—Dosen Program Studi Teknik Otomasi—ini mendapatkan info lomba tersebut dari Forka Bidikmisi Surabaya 10 Kampus.

Karya yang merupakan hasil pengembangan dari karya sebelumnya, yang juga telah lolos dalam pendanaan lomba Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang diadakan oleh Ristekdikti ini diperoleh inspirasinya dengan melihat kondisi lingkungan khususnya daerah Lamongan. Karya tersebut berisi mengenai alat yang dapat digunakan dalam bidang maritim—khususnya tambak udang—untuk mendeteksi dan menambah kadar oksigen di dalam tambak tersebut agar udang tidak mati karena kekurangan oksigen. “Alat itu sendiri berbentuk seperti kincir air yang telah diatur parameternya. Apabila oksigen sedikit maka kincir akan berputar. Sebenarnya alat sah ada tapi masih konvensional, jadi yang sekarang ini adalah pengembangannya karena bisa otomatis. Konvensional itu menggunakan diesel, kalau yang sekarang menggunakan sensor dari solar panel dan berbasis aplikasi di android,” terang salah satu dari mereka.

Meraih juara 1 tingkat nasional, telah sepadan dengan pengorbanan yang telah mereka lakukan selama proses pembuatan karya. Mulai dari waktu tidur yang berkurang, sampai keluar mantra bahwa pukul 23.59 bukanlah tengah malam, melainkan masih sore hari. Meski harus mengeluarkan biaya sendiri dan sebelumnya sering kalah, namun ada juga keuntungan yang didapatkan selama proses pembuatan karya tersebut yakni bertambahnya teman dan relasi, serta pengalaman yang tidak bisa didapatkan di tempat dan kegiatan lain.

Tidak hanya bercerita mengenai prestasi yang baru saja mereka raih. Dengan baik hati, mereka bertiga juga mau berbagi tips dalam membuat sebuah karya. “Cari dosbing (dosen pembimbing) yang bidangnya sesuai dengan lingkup ide karya kita, jangan mudah putus asa, jangan pesimis, harus selalu optimis. Satu tim dianjurkan memiliki kemampuan yang berbeda-beda agar dalam proses pengerjaan nanti bisa saling membantu dan melengkapi,” jelas salah satu dari mereka. Seperti contoh dalam tim mereka, Mas Donni bagian desain, Mas Shola bagian presentasi, dan Mas Wisnu bagian membuat alat.

Di penghujung sesi wawancara, ketiga pria ini menitipkan pesan kepada seluruh keluarga mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya berupa motto. Yakni, “Gagal adalah sukses yang tertunda, dan untuk meraih sukses dibutuhkan pengorbanan.” Untuk kalian yang saat ini sedang ada dalam proses pembuatan karya—terutama PKM—dan sedang dalam fase bingung-bingungnya, ingatlah pesan mereka bahwa untuk meraih sukses itu membutuhkan pengorbanan. Barangkali inilah pengorbanan yang harus kalian lakukan untuk nantinya bisa menyusul mereka menjadi juara. Jangan berhenti untuk belajar, karena pada dasarnya manusia diciptakan untuk terus belajar. Tetap semangat dan lakukan versi terbaikmu!!

Penulis : Elfa N