Bantu Petani Lele, Mahasiswa PPNS Ajari Bangun Kincir Angin dan Keramba Apung

Pembuatan kincir angin
Mahasiswa Membantu Membuat Kincir Angin

Mahasiswa sebagai generasi muda memiliki tanggung jawab untuk ikut serta membangun dan memberi manfaat pada masyarakat. Melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) DIKTI, mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) ikut serta melakukan pengabdian masyarakat khususnya bagi petani lele di desa Gadukan, Kecamatan Morokrembangan Surabaya.

Tim yang diketuai M. Tekad Reza melihat beberapa persoalan budidaya ikan di daerah Morokrembangan. Seperti diketahui, Morokrembangan adalah daerah muara laut, sehingga air sungainya tercemah limbah kotor. Padahal, masyarakat di sekitar Morokrembangan, khususnya desa Gadukan, perekonomiannya ditunjang dengan budidaya ikan. Bisa dibayangkan, bahwa kualitas ikan yang dihasilkan kurang baik (secara kualitas) karena sungai tercemar limbah. Pada sisi kuantitas, jumlah lele yang dihasilkan juga masih angin-anginan, dan sering berkurang apabila terkena air pasang aliran laut. Hal tersebut dikarenakan penggunaan keramba tradisional dari bambu dan terpal.

pembuatan keramba apung
Pembuatan Keramba Apung
Risma ikut di launching instalasi
Proses Syukuran

Untuk memecahkan permasalahan tersebut, tim PHBD PPNS membuat sekaligus mengedukasi petani lele desa Gadukan untuk membuat kincir air dan juga keramba apung. Kincir angin berfungsi untuk filter air kotor, sehingga air dalam ‘kolam’ lele lebih bersih. Kincir air juga dapat menjadi generator listrik untuk penerangan di sekitar kolam. Jika sebelumnya petani lele menggunakan keramba dari bamboo, tim PHBD PPNS membantu untuk membuatkan keramba apung dari drum bekas. Keramba apung akan membantu apabila terdapat air pasang sehingga ikan tidak akan keluar dari keramba.

Jangan dibayangkan program ini dilakukan sepenuhnya oleh mahasiswa. Untuk proses mengedukasi dan memastikan bahwa teknologi sederhana ini akan dapat ditularkan dari satu petani ke petani yang lain, masyarakat turut dilibatkan dan melaksanakan secara mandiri pembuatan keramba apung dan kincir angin. Mahasiswa juga memiliki peran untuk tetap memantau dan membantu kesulitan yang muncul.

Program Hibah Bina Desa ini dinilai telah membantu menumbuhkan kepekaan dan kepedulian mahasiswa untuk dapat secara aktif dan nyata berkontribusi pada masyarakat sekitar. Salah satunya, Tekad dan kawan-kawan yang membuktikan bahwa kontribusi sekecil apapun akan berarti apabila bertujuan untuk peningkatan harkat hidup masyarakat. (nuh)