Menko Polhukam Beri Kuliah Umum di PPNS

Surabaya (19/12/2015). Suasana meriah menyambut kedatanagan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan RI, Luhut Binsar Panjaitan yang hadir di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya untuk memberikan kuliah umum. Kuliah umum yang dilaksanakan pada Sabtu, 19 Desember 2015 di Grha Dewaruci ini dihadiri sekitar 500 peserta dari mahasiswa dan dosen PPNS dan dari luar PPNS.

IMG_7882

IMG_7892a

Luhut menyampaikan cukup banyak hal dalam kuliahnya mengingat bidang yang disampaikan juga teramat luas. Mewakili bidang Keamanan, Luhut menekankan adanya potensi bahaya yang cukup besar akan pengaruh gerakan radikalisme, narkoba, illegal fishing, dan sengketa laut cina selatan. Indonesia, dalam hal ini, telah melakukan upaya-upaya dalam rangka mencegah radikalisme. Salah satunya adalah dengan bekerjasama dengan organisasi islam di Indonesia seperti NU dan Muhammadiyah.

Dalam lingkup korupsi dan kepemimpinan, Luhut menyoroti soal maraknya kasus korupsi. Korupsi menjadi salah satu tantangan terbesar dalam bidang pemerintahan. Korupsi, ungkapnya, muncul karena adanya peluang dan keinginan. “Dalam istilah bahasa jawa, ada tulisan ing ngarsa sung tuladha, artinya pemimpin harus memberi teladan dalam usaha memerangi korupsi. Antara perkataan dan perbuatan harus sama”, ungkap laki-laki kelahiran Simargala, Sumatera Utara, 68 tahun silam.

Salah satu bidang yang juga menjadi fokusnya adalah pertumbuhan ekonomi dan stabilitas polhukam. Luhut menjelaskan tentang strategi pembangunan RI yakni Pemerataan Pembangunan (khususnya luar Jawa), Peningkatan Daya Saing yang dilaksanakan dengan peningkatan kualitas SDM, dan menciptakan iklim investasi yang kondusif. Yang ketiga adalah transformasi komoditi berorientasi industri.

Salah satu mahasiswa PPNS atas nama Yunan bertanya tentang regulasi dan kesiapan pemerintah dalam MEA. Luhut menjawab bahwa pemerintah menyiapkan adanya regulasi tentang licence untuk dapat bekerja di Indonesia. Hal tersebut untuk melindungi warga Indonesia sendiri agar jangan sampai menjadi penonton di negara sendiri. Menyinggung soal licence dan ‘bukti keahlian’, PPNS sendiri sudah mendahuluinya dengan memberikan sertifikat kompetensi. Sehingga mahasiswa yang telah lulus akan mendapat tidak hanya ijazah namun juga sertifikat kompetensi. Acara kuliah umum ini diakhiri dengan foto bersama rombongan menteri dan direksi PPNS. (nuh)