Upaya mengembangkan bidang keselamatan kerja dan meningkatkan budaya K3 makin menggeliat. Merespons kebutuhan itu, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) resmi membuka program studi (Prodi) Magister Terapan S2 Teknik Keselamatan dan Risiko di awal tahun ini.
“Prodi pascasarjana S2 Teknik Keselamatan dan Risiko merupakan yang pertama di Indonesia,” kata koordinator prodi, I Putu Sindhu, Ph.D. .
Keberadaan prodi itu, kata Sindhu, untuk menciptakan lebih banyak safety specialist dan manager. Menurut pria yang memiliki background pendidikan di bidang marine safety ini, sekarang merupakan momentum yang tepat karena K3 di Indonesia sedang mengalami perkembangan yang signifikan. “Prodi ini unik karena K3 di Indonesia sebagian besar masih cenderung ke kesehatan, sedangkan PPNS mengembangkan safety engineering, apalagi ini S2 Terapan, banyak prakteknya” ujarnya.
Prodi ini juga mendapatkan dukungan dari World Safety Organization (WSO) karena PPNS pernah mendapat penghargaan dari WSO di bidang pendidikan.
Meskipun kelas perdana, Prodi S2 Teknik Keselamatan dan risiko mendapat respon yang sangat baik. Ada 15 mahasiswa yang mengikuti perkuliahan perdana. Sebagian besar yang mengikuti perkuliahan adalah orang-orang yang bekerja di bidang K3 di berbagai industri. Bahkan beberapa mahasiswa memiliki jabatan yang cukup tinggi di tempat kerjanya. Beberapa diantaranya Kabiro BUMN bidang perkapalan dan Wakil Rektor sebuah universitas terkemuka di Gresik yang telah bergelar S3.
Prodi S2 Terapan Teknik Keselamatan dan Risiko PPNS direncanakan untuk dibuka setiap semester. Meski karena pandemi COVID-19, para mahasiswa saat ini belajar secara daring.
“Karena banyak permintaan dari para pekerja, maka kami membuka kelas malam. Tidak menutup kemungkinan untuk kelas reguler pagi dan wacana kelas PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” ungkap Sindhu.