PPNS raih Juara 1 dan Best Paper dengan Lampu Bertenaga Air Pemutih dan Sinar Matahari pada LKTI Universitas Sriwijaya

Surabaya, 6 Oktober 2021 –  Mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) meraih Juara 1 pada dan Best Paper dalam ajang LKTI (Lomba Karya Tulis Ilmiah) yang diselenggarakan oleh Universitas Sriwijaya. Membawakan judul “Lampu Bertenaga Air Pemutih dan Sinar Matahari Sebagai Pengganti Lampu Listrik Guna Penghematan Energi”, tim dengan julukan “Cah Bagus” yang dibimbing oleh Ibu Galih Anindita selaku dosen PPNS, terdiri dari para mahasiswa jurusan Teknik Bangunan Kapal yaitu Naufal Ammar, Waridatus Sarifa, dan Cindy Riska Desiana Arista Putri.

Dalam karya tulis ilmiah tersebut, tim “Cah Bagus” membahas mengenai energi alternatif listrik. Sebagai kebutuhan primer, inovasi energi alternatif pengganti listrik pada lampu tentu pada akhirnya dapat menghemat listrik. Salah satu pemanfaatan air pemutih dan sinar matahari yang digunakan sebagai sumber energi lampu pada siang hari yang murah serta ramah lingkungan. Caranya dengan penerangan bersumber sinar matahari lalu akan direfleksikan dengan bantuan air pemutih.

Kandungan yang dimiliki zat pemutih dapat membantu mensterilkan air dari organisme renik yang berkembang biak dalam air. Botol kaca berisi air dan air pemutih dengan komposisi sebesar 97% air serta 3% air pemutih. Botol tersebut diletakkan pada atap rumah dengan memberikan holder dari aluminium agar tidak terjatuh. Botol hanya ditanam setengah ukuran saja tujuannya agar cahaya yang masuk lewat botol bagian atas lalu memindahkan cahayanya ke bagian bawah botol. Botol bagian bawah juga akan terlihat sebagian saja sehingga dapat memancarkan cahaya.

Besar intensitas cahaya yang dihasilkan oleh lampu dapat diatur menyesuaikan volume wadah yang digunakan. Semakin besar volume wadah, maka semakin besar intensitas cahaya yang dihasilkan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh tim “Cah Bagus”, daya yang dihasilkan oleh lampu dapat mencapai ±53,573 watt atau setara dengan 4.018 lumen. Proses pembuatan lampu dengan energi alternatif ini membutuhkan waktu 1 hari dengan uji lapangan selama 1 minggu.

Inovasi ini dapat diimplementasikan pada titik-titik yang ada di rumah/tempat tinggal yang membutuhkan penerangan di siang hari. Harapannya, lampu dengan energi ini dapat dikembangkan dan diterapkan dalam skala besar dan diaplikasikan pada gedung-gedung. Sehingga, tempat tersebut memperoleh pencahayaan tanpa menggunakan energi listrik.