Surabaya, 29 Agustus 2022 – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) merilis program Project Based Learning Technopreneurship (PBLT) Wirausaha Merdeka, Senin (29/08). Wirausaha Merdeka merupakan program yang diinisisasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan mendapat dukungan pendanaan dari LPDP. Saat ini, ada 17 kampus yang terpilih menjadi penyelenggara program Wirausaha Merdeka, salah satunya adalah PPNS. Program ini terbuka bagi para mahasiswa yang memiliki ketertarikan terhadap dunia wirausaha. Adapun Mahasiswa yang bisa mendaftar adalah mahasiswa D2 minimum semester 3, D3 semester 4, dan mahasiswa Sarjana semester 5 dari seluruh Indonesia. Lewat kegiatan Wirausaha Merdeka, mahasiswa akan memiliki kesempatan untuk mengasah jiwa kewirausahaan, soft skills dan kemampuan manajerial, serta mendorong peningkatan pengalaman wirausaha mahasiswa dan peningkatan kemampuan daya kerja mahasiswa yang dapat diakui dan disetarakan hingga 20 SKS perkuliahan.
Sebagai kampus penyelenggara, PPNS memiliki skema program wirausaha merdeka yang dikemas sebagai pembelajaran berbasis produk, dengan nama Project Based Learning Technopreneurship (PBLT). Skema ini berfokus membuat kurikulum yang tujuannya untuk menghasilkan produk atau jasa, yang relevan dengan program studi peserta program. Nantinya, para peserta yang telah tergabung akan dikelompokkan dan dibimbing untuk dapat menghasilkan produk tertentu, khususnya produk-produk bidang teknologi. Mereka diharapkan menjadi calon technopreneur baru di Indonesia.
Melalui program PBLT PPNS, mahasiswa akan diberikan kesempatan untuk belajar dan mengembangkan diri menjadi calon wirausahawan melalui aktivitas di luar kelas. Lebih dari 1200 mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia telah mendaftar di PPNS melalui kanal Wirausaha Merdeka. Setelah proses reviu dan seleksi, total peserta menjadi 1020 mahasiswa dari berbagai kampus yang akan mengikuti program PBLT di PPNS. Dengan bergabung ke program wirausaha merdeka PPNS, mahasiswa akan mendapatkan banyak manfaat, diantaranya: mendapatkan pembelajaran dengan kurikulum yang berkualitas; membangun koneksi dengan praktisi bisnis dan mahasiswa dari perguruan tinggi lainnya; mendapatkan pengalaman praktis dalam kewirausahaan; dan meningkatkan kompetensi dan daya kerja mahasiswa
“Salah satu yang membedakan kurikulum technopreneur ini adalah PPNS juga akan membantu membuatkan HAKI atau paten, seringkali ini menjadi problem bagi wirausaha khususnya bidang teknologi,” ungkap Eko Julianto, Direktur PPNS.
Pemkot Surabaya yang diwakili oleh Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) juga memberi contoh kerjasama yang dapat dilaksanakan.
“Pemkot Surabaya memiliki E-PEKEN dimana kami harus belanja produk-produk yang dibutuhkan melalui UKM yang dibina oleh Pemkot. Dari PPT. kita juga bisa melihat potensi-potensi yang bisa adik-adik mahasiswa coba untuk ide bisnis nantinya,” ungkap Febrina Kusumawati, Kepala Bappedalitbang Pemkot Surabaya.
Selama pelaksanaan program wirausaha merdeka PBLT PPNS, ada lebih dari 80 mentor dari PPNS dan kampus di luar PPNS yang akan turut mengawal, membina, dan terus berpartisipasi aktif mendampingi para mahasiswa yang terlibat sebagai peserta program maupun sebagai mitra dari pelaksanaan program wirausaha merdeka. Dengan kerjasama dengan berbagai perusahaan yang dimiliki PPNS, serta dukungan dari Pemerintah Kota Surabaya serta KADIN Jawa Timur, PPNS optimis program PBLT ini akan berjalan dengan baik. Kesuksesan program Wirausaha Merdeka akan melahirkan para calon pemimpin dan inovator bisnis yang dapat memperkecil angka pengangguran, bahkan memperluas jumlah lapangan kerja di Indonesia. Melalui PBLT PPNS, PPNS siap mencetak ratusan technopreneur di Indonesia