PPNS Ajak Mahasiswa Asing SHIPS Summer Camp Bangun Kapal dan Sumbangkan ke Nelayan

Mahasiswa asing program summer camp di Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) diajak belajar membangun kapal. Dalam rangka mengikuti program Summer Camp dengan tema Experiencing the Unique of Indonesian Maritime Culture, para mahasiswa diajak untuk mengenal lebih dekat tentang pembuatan kapal dan budaya perairan di Indonesia. SHIPS Summer Camp adalah program PPNS yang mempertemukan mahasiswa internasional dari beberapa universitas dari berbagai negara untuk mempelajari dan merasakan budaya maritim Indonesia. PPNS memberikan peserta pengalaman mulai dalam merancang dan membangun kapal hingga sea trial. Para peserta membangun kapal FRP (fiberglass reinforced plastics) dalam jangka waktu 1 minggu. Total ada 16 mahasiswa asing yang berasal dari Inggris, Malaysia, Timor Leste, Filipina, dan Perancis yang mengikuti program mulai tanggal 19 – 27 Agustus 2024 di kampus PPNS.

Tak hanya mendapatkan teori namun para peserta terjun langsung dalam melaminasi, pencetakan, finalisasi kapal FRP dengan pendampingan dari dosen dan teknisi PPNS.

Pembukaan SHIPS Summer Camp 2024 oleh Direktur dan Wakil Direktur PPNS
Belajar Bahasa Indonesia
Pengenalan Teknologi Pembangunan Kapal di Indonesia
Proses Pembuatan Kapal
Proses pembuatan Kapal

Peserta juga diajak melihat langsung pelabuhan ikan terbesar di Jawa Timur yakni pelabuhan ikan Brondong Lamongan. Di Lamongan, peserta juga diajak merasakan berlayar langsung dengan kapal Pencalang, kapal kayu buatan PPNS yang berukuran besar.

Bersama komunitas nelayan Tambak Wedi Kenjeran, kapal FRP yang dibuat dan difinalisasi sehingga layak berlayar. Peluncuran kapal dilakukan di Tambak Wedi dimana para peserta diperbolehkan mencoba kapal buatannya sendiri menyusuri selat di bawah Jembatan Suramadu. Penyerahan kapal dilaksanakan dengan turut mengundang Ketua RT dan RW Tambak Wedi bersama Ketua Pusat Penelitian dan Pengabdian Masyarakat PPNS.

Alaska dari Universiti Malaya, Malaysia menyampaikan kesannya saat penyerahan kapal ke nelayan.

“This program is a top notch! Mungkin banyak program seperti ini, namun SHIPS Summer Camp terbaik. Saya sangat terharu bahwa yang kami lakukan ternyata bisa memberi manfaat kepada masyarakat,” ungkap Alaska.

Axel Jollet dari IUT Saint-Nazaire, Perancis menyampaikan juga kebahagiannya merasakan pengalamannya membuat kapal selama mengikuti program. Meski sebagian peserta tidak berasal dari jurusan perkapalan, namun seluruh peserta mampu mengikuti arahan dengan baik dalam pembuatan kapal. CJ Coll dari University of Strathclyde, Inggris juga mengungkapkan antusiasmenya mengikuti program ini.

“Kami mendapatkan pengalaman praktek yang kaya dimana di kampus saya lebih banyak diajarkan teori di kelas. Apalagi sampai memberikan hasil kapal kami kepada komunitas lokal, rasanya luar biasa. 100% saya merekomendasikan program ini ke rekan-rekan saya di kampus,” ungkap CJ.

Para peserta tak hanya belajar budaya maritim di Indonesia. Program ini juga melibatkan pertunjukan tari tradisional, pembelajaran budaya, bahasa, serta wisata ke beberapa tempat indah di Jawa Timur.

Melihat Kegiatan di Pelabuhan Ikan Terbesar di Jawa Timur, Pelabuhan Brondong Lamongan
Melihat Proses Pembuatan Kapal Tradisional di Kandang Semangkon, Lamongan
Menaiki Kapal Pencalang Buatan PPNS di Lamongan
Peluncuran Kapal kepada Nelayan Tambak Wedi Kenjeran Surabaya
Meski dibuat dalam waktu seminggu, kapal fiber buatan 16 mahasiswa asing PPNS terbukti kuat dan stabil menyusuri di bawah Jembatan Suramadu
Doa Bersama dan Tumpengan bersama Nelayan Tambak Wedi
Inovasi Mahasiswa PPNS yang dipamerkan di ruang Inkubator Bisnis PPNS
Belajar Membuat Batik Eco-Printing bersama Dharma Wanita PPNS
Melakukan Kegiatan Rafting
Bromo