Guna mengembangkan pendidikan vokasi bidang maritim di Indonesia, Departemen Teknik Transportasi Laut ITS bekerjasama Pemerintah Kerajaan Belanda dengan merangkul Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) dan Politeknik Pelayaran Surabaya (PPS) untuk meningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM) dalam bidang maritim pada ranah pendidikan vokasi. Hal ini dipertegas dengan pertemuan antara ITS, PPNS, dan PPS pada Jumat (23/8).
Kerja sama ini merupakan jawaban atas kunjungan Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo, ke Belanda pada April 2016 lalu. Pemerintah Kerajaan Belanda mendukung penuh langkah Indonesia mewujudkan visi poros maritim. Visi tersebut diwujudkan dengan pengembangan klaster maritim, baik perikanan, pembangunan kapal laut, infrastruktur, dan sumber daya laut. Selain itu juga peningkatan kapasitas SDM melalui program vocational training bagi pelajar dan mahasiswa sekolah maritim di Indonesia. Hal lain yang tak kalah penting adalah pengembangan peta jangka panjang pembangunan maritim Indonesia.
Untuk melaksanakan program kerjasama tersebut, Kemlu Belanda mengadakan tender internasional dan salah satu peserta tender adalah Konsorsium Internasional.
Konsorsium ini terdiri dari STC International (institusi pendidikan dan pelatihan bidang maritim & logistik di Belanda), CINOP (institusi konsultan kurikulum dan pendidikan di Belanda), dan ITS, PPNS, dan PPNS (sebagai mitra pendidikan). Kurikulum tersebut kemudian akan diimplementasikan oleh PPNS dan PPS sebagai institusi pendidikan vokasi kemaritiman.
Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Ir. Eko Julianto,M.Sc., FRINA, menyampaikan bahwa kurikulum yang akan dimplementasikan tidak serta merta mengadopsi dari Belanda, namun disesuaikan dan dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan di Indonesia.
Bentuk implementasi untuk kerjasama ini adalah pihak belanda akan mengirimkan stafnya guna untuk proses pengembangan kurikulum dan akreditasi internasional.