Surabaya – Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) menyelenggarakan Orasi Ilmiah yang disampaikan oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Republik Indonesia, Togar Mangihut Simatupang, dengan tema “Kolaborasi Inovatif Akademisi, Industri, Pemerintah, dan Masyarakat untuk Maritim Indonesia Berdampak”. Kegiatan yang berlangsung pada Rabu (17/09) di Grha Dewaruci Kampus PPNS ini menjadi salah satu agenda utama dalam rangkaian perayaan Dies Natalis ke-38 PPNS. Orasi ilmiah ini dihadiri oleh jajaran pimpinan kampus, sivitas akademika, perwakilan industri mitra, serta stakeholder pemerintahan.
Dalam paparannya, Togar menyebutkan kondisi Indonesia yang memiliki potensi besar kemaritiman karena merupakan negara kepulauan, namun juga menghadapi tantangan sumber daya manusia, teknologi, dan tata kelola. Maritim Indonesia harus dikembangkan dengan perspektif inovasi dan keberlanjutan karena menjadi ruang strategis bagi ekonomi dan kedaulatan bangsa. Untuk itu, dibutuhkan kolaborasi inovatif akademisi, industri, pemeritah, dan masyarakat untuk mewujudkan Maritim Indonesia yang berdampak, inklusif, dan berkelanjutan.

Dalam mewujudkan Indonesia Emas 2045, politeknik sebagai perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pembangunan manusia dan penguasaan IPTEK serta pembangunan ekonomi berkelanjutan. Ada 4 investasi bidang kemaritiman yang dapat dilakukan yakni Nilai Tambah Industri, Transfer Teknologi, Mendidik Tenaga Kerja Lokal, dan Pembangunan Harus Berkelanjutan atau ramah lingkungan.
Dalam paparannya, Togar menegaskan pentingnya membangun model ekosistem inovasi kolaborasi pentahelix.
“Ada 5 komponen dalam pengembangan model ekosistem inovasi yakni universitas, pemerintah, industri, pemilik modal, dan wirausaha. Dan model kewirausahaan yang seperti inilah yang perlu dikembangkan di perguruan tinggi. Namun jalan tidak selalu mulus, selalu ada kesenjangan antara apa yang dilakukan di perguruan tinggi dan yang dibutuhkan oleh industri,” ujar Togar.
Dengan berbagai penguatan inovasi baik secara sistem maupun produk, perguruan tinggi dan pemerintah perlu hadir agar gap antara penghasil teknologi dan pengguna teknologi tidak semakin besar. Kemdiktisaintek memiliki program Hilirisasi Riset Prioritas.
“Ke depan kita akan menghadapi yang Namanya Inovasi Sistemik, artinya nantinya peneliti tidak hanya mengembangkan penelitian itu sendiri, tapi juga model bisnis, sistem operasinya, dan desain pasarnya,” tambah Togar.
Togar juga berharap PPNS nantinya juga bisa menjadi pelopor pengembangan di bidang maritim sehingga nantinya bisa berkontribusi besar terhadap kesejahteraan bangsa. PPNS juga dapat memanfaatkan posisi uniknya sebagai kekuatan vokasi untuk membangun kolaborasi inovatif dalam rangka meningkatkan nilai tambah baik dalam bentuk modal manusia terampil, produk dan teknologi, sistem aplikasi, dan ekosistem inovasi.
Maritim Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, tanpa kolaborasi inovatif yang solid, potensi itu sulit diwujudkan. Peran perguruan tinggi dalam riset dan inovasi, industri dalam hilirisasi, pemerintah sebagai regulator, serta masyarakat sebagai pengguna harus berjalan beriringan.


Pada kegiatan Dies Natalis PPNS ke-38 ini, Direktur PPNS, Rachmad Tri Soelistijono menyampaikan berbagai prestasi yang telah diraih. Beberapa fokusnya adalah penelitian yang berdampak dan siap untuk hilirisasi produk. Sebagai contoh alat untuk optimasi kualitas air tambak dan feeder automation buatan dosen PPNS yang ternyata mampu meningkatkan hasil tambak udang secara signifikan di Tambak Puger. Tim PPNS juga telah memasang sensor otomatis di Pintu Air Jasa Tirta. Salah satu pintu air terbesar di Surabaya akhirnya terpasang sensor otomatis untuk pemantauan setelah selama ini manual dari awal berdiri. Inovasi tidak hanya berkisar pada teknologi robotika, namun juga desain unik yang solutif. Salah satunya desain kapal cadik dengan cadik yang bisa dilipat sehingga kapal lebih leluasa melalui sungai-sungai yang lebih kecil.
“Sebuah riset di kampus sudah seharusnya tidak berhenti di jurnal atau laboratorium, melainkan harus berlanjut menjadi solusi nyata: teknologi yang mempermudah hidup, produk yang meningkatkan kesejahteraan, dan gagasan yang memperkuat daya saing bangsa,” tutur Rachmad.
Beberapa prestasi mahasiswa di tingkat internasional juga menunjukkan kualitas pengembangan teknologi bidang maritim yang baik. Raihan Juara 2 International Student Design for A Safe and Affordable Ferry yang dilaksanakan di Amerika Serikat secara online dan mewakili Indonesia yang meraih Juara pada Singapore Autonomous Underwater Vehicle Challenge (SAUVC) 2025 menjadi bukti pengembangan sumber daya manusia unggul dan perintis peneliti.
Maritim Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Namun, tanpa kolaborasi inovatif yang solid, potensi itu sulit diwujudkan. Peran perguruan tinggi dalam riset dan inovasi, industri dalam hilirisasi, pemerintah sebagai regulator, serta masyarakat sebagai pengguna harus berjalan beriringan.
PPNS berkomitmen untuk menjadikan momentum Dies Natalis ini sebagai pendorong lahirnya inovasi yang tidak hanya memperkuat daya saing maritim Indonesia, tetapi juga memberikan manfaat nyata bagi masyarakat luas. (nur).