SURABAYA – Pandemi mempengaruhi hampir segala bidang, tak terkecuali bentuk kerjasama antara kampus vokasi dan industri. Pandemi Covid-19 turut mendorong adaptasi “pernikahan massal” atau link and match antara kampus dan dunia industri. Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) yang telah mengadopsi skema link and match dari awal berdiri telah memiliki konsep untuk terus membina komunikasi yang baik. Di masa pandemi dimana industri mengalami penurunan, PPNS menggandeng industri untuk berdiskusi agar manfaat kerjasama kampus dan industri tetap dirasakan manfaatnya oleh kedua belah pihak. PPNS menggelar Industrial Advisory Board Annual Meeting 2020 atau pertemuan tahunan penasehat industri PPNS guna bersinergi menciptakan peluang-peluang baru di dunia maritim Indonesia.
Hadir dalam kegiatan tersebut sebagai narasumber, Etty Soewardani selaku PLT. Direktur Utama PT. PAL Indonesia, Widyaswendra dari PELINDO III, dan Agus Mulyono dari PT. Adiluhung Saranasegara. Turut hadir 40 industri baik dari industri galangan kapal, pelayaran, manufaktur umum, perminyakan dan pertambangan, telekomunikasi, serta bidang lainnya.
PLT. Direktur Utama PT. PAL Indonesia, Etty Soewardani, menyampaikan bahwa industri maritim termasuk salah satu bidang yang berpotensi mengalami penurunan signifikan akibat pandemi.
“Ini merupakan tantangan, bagaimana kita mengatur cara kerja kita agar industri tetap berjalan tetapi tetap bisa sesuai protokol kesehatan. PT. PAL sendiri telah memiliki proyeksi pendapatan yang cukup besar hingga tahun 2024. Untuk itu, kami berharap kepada lulusan PPNS agar bisa bersama-sama kami bersinergi dalam penyerapan teknologi terbaru untuk mencapai target tersebut”, ungkap Etty.
Kampus yang berlokasi di Sukolilo ini memproyeksikan salah satu hal yang akan terdampak adalah terbatasnya peluang pemagangan akibat penerapan Pembatasan Sosial dan juga karena kondisi industri galangan yang sedang lesu. Meski demikian, berkat kerjasama yang baik dengan industri hingga saat ini program pemagangan mahasiswa masih berjalan sesuai dengan kurikulum, namun tentunya dengan berbagai penyesuaian. Bahkan, perusahaan yang hadir memastikan komitmen industri untuk tetap mendukung proses pemagangan dan kerjasama pendidikan sebagai bagian dari keberpihakan industri pada dunia pendidikan vokasi.
Eko Julianto selaku Direktur PPNS menyampaikan bahwa tidak ada kepastian kapan pandemi akan berakhir. Industri dan perguruan tinggi vokasi perlu mempersiapkan diri untuk beradaptasi agar capaian pembelajaran tetap tercapai dan industri tetap mendapatkan sumber daya manusia yang unggul dan adaptif sesuai dengan kebutuhan industri.
“Kampus dan industri akan terus berkomunikasi bersama-sama. Memperbarui kurikulum, belajar dari industri baik dari dalam maupun luar negeri. Kami berupaya agar bisa terus komunikatif dengan mitra-mitra industri maritim di Indonesia agar turut menguatkan industri maritim di Indonesia dalam situasi apapun,” tambah Eko.