Peningkatan peningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di bidang kemaritiman terus menjadi fokus Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). PPNS kini menjadi salah satu perguruan tinggi yang mendapatkan mandat untuk menghasilkan sumber daya manusia unggul bidang maritim khususnya bidang perkapalan di Jawa Timur. PPNS mendapatkan bantuan dari Pemerintah Inggris melalui ILO (International Labour Organization)-Indonesia untuk mendorong peningkatan kualitas pendidikan agar SDM yang dihasilkan mampu bersaing di pasar kerja di sector maritime baik secara nasional dan internasional.
British Embassy melalui ILO (International Labour Organization)-Indonesia meluncurkan program UK-Indonesia Maritime Skill Prosperity Program pada Selasa, (18/02), di Sheraton Hotel Surabaya. Dalam Program ini, Inggris mengucurkan bantuan senilai hampir 7 juta Poundsterling atau hampir 130 milyar rupiah dalam rangka mengatasi kurangnya SDM yang unggul di bidang maritim. SDM yang unggul dinilai akan membantu peningkatan kesejahteraan dan kualitas hidup, termasuk pengurangan tingkat kemiskinan dan ketidaksetaraan gender. Program ini memberikan insentif bagi pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan sistem pendidikan tinggi vokasi. Tak hanya di Indonesia, bantuan juga diberikan di sembilan negara berkembang yakni Brasil, Mesir, lndonesia, Kenya, Malaysia, Meksiko, Nigeria, Filipina dan Afrika Selatan.
Acara dibuka oleh Michiko Miyamoto, Country Director, ILO Jakarta Office, dan Prof. Dr. lr. Mochamad Ashari, M. Eng. , Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), dan Ir. Eko Julianto, M.Sc.,FRINA Direktur Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS). Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak turut hadir dan memberikan sambutan . Emil mengungkapkan jika Pemprov Jatim menyambut baik program kerjasama United Kingdom (UK) – Indonesia Skills for Prosperity Programme, yaitu Program yang digagas Pemerintah Inggris di bidang kemaritiman..
Wagub menjelaskan, kerjasama kemaritiman ini dianggap sangat penting dan tepat, sebab Jatim khususnya Surabaya juga daerah maritim. Hal ini ditunjukkan dengan adanya pangkalan TNI AL di Surabaya. Disamping itu, dalam pembangunan tol laut yang merupakan program spesifik Presiden Jokowi untuk memfasilitasi logistik keluar Jawa terdapat 19 trayek yang melewati Tanjung Perak, Surabaya.
“Pembangunan tak hanya di bidang fisik. Sumber Daya Manusia adalah investasi yang paling penting. Kami siap menjadikan Jawa Timur sebagai icon maritime di Indonesia,” tambah Emil.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Inggris, Rob Fenn menyampaikan, peluncuran program Maritime Skills for Prosperity ini adalah untuk mendukung prioritas Pemerintah Indonesia dalam memperkuat sektor maritime. Langkah yang dilakukan adalah dengan memperkenalkan perkembangan terbaru dalam digitalisasi manajemen pelabuhan dan desain pembuatan kapal. Tak kalah dengan itu semua, yang lebih penting adalah menciptakan pemimpin masa depan di sektor maritim.
“Kami berharap lewat program ini akan terjadi peningkatan kualitas di bidang pendidikan maritim di Indonesia. Khususnya untuk perbaikan kurikulum dan sertifikasinya,” tutup Rob Fenn.
Sebagai penerima bantuan, PPNS bersiap membuat rincian kegiatan guna mendukung misi peningkatan kualitas pendidikan. Direktur PPNS, Eko Julianto, menjelaskan bahwa kerjasama antara pemerintah, dunia pendidikan, industri, lembaga atau masyarakat, dan media memberikan andil yang besar terhadap perkembangan dunia maritim di Indonesia khususnya Jawa Timur.
Maritime Skill Prosperity Fund tak hanya diberikan kepada PPNS, namun ada 4 politeknik yang mendapatkan bantuan meliputi Batam, Manado, Semarang, dan Surabaya. Di Surabaya, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS) mendapatkan bantuan untuk peningkatan sistem pendidikan sehingga dapat mencetak SDM unggul bidang maritim, khususnya pembangunan kapal. PPNS dipilih karena dinilai menjadi perguruan tinggi vokasi fokus pada bidang perkapalan dan juga telah menerapkan produksi kapal dalam pembelajarannya.